Wednesday, 23 December 2015

Naskah Drama Bahasa Indonesia 7 orang


PENYEMPROTAN NYAMUK

PEMAIN
1. Bu Sukma  Pembeli
2. Bu Mila  Pembeli
3. Bi Ijah  Pedagang di warung
4. Fatin  Pelajar SMP, anak Bi Ijah
5. Halima  Teman  Fatin
6. Bu Lurah
7. Bu RT









PAGI ITU IBU-IBUSEDANG BERADA WARUNG BI IJAH PADA SUATU PAGI. JAM DINDING DI WARUNG ITU CUKUP JELAS TERLIHAT MENUNJUKKAN WAKTU PUKUL 08 LEWAT 37 MENIT PAGI. DI DEPAN WARUNG TERLIHAT BU SUKMA DAN BU MILA SEDANG BERBINCANG. BU SUKMA SENDIRI SEDANG SIBUK MEMILIH SAYURANNYA. SEMENTARA BU MILA SEDANG ASYIK MENIMBANG BARANG BELANJAANNYA. SEMENTARA BI IJAH SEDANG MEMBUNGKUS BARANG DAGANGANNYA.

BU SUKMA  (Masih sibuk dengan sayurannya)
Jadi, selanjutnya bagaimana kalau begitu?

BU MILA  (Memperhatikan timbangannya dengan akurat. Agak malas menjawab)
Ya, nggak tahulah. Tapi denger-denger, Senin besok akan dimusyawarahkan lagi.

BI IJAH  (Tanpa menghentikan pekerjaannya, menoleh sebentar)
Wah, penduduknya keburu banyak yang mati kalo begitu. Masalah kecil saja, musyawarahnya harus beberapa kali.

TERLIHAT FATIN DAN HALIMA BERJALAN KEARAH WARUNG

BI IJAH (Memberhentikan aktivitasnya)
Loh kok sudah pulang Tin?

FATIN (Menyalam Bi Ijah)
Iya Bu tadi ada penyemprotan nyamuk DBD di sekolah. Jadi di pulangkan semua muridnya.

BU SUKMA
Loh, emang disekolah kamu juga?

FATIN
Iya, di sekolah Fatin sudah ada yang dipulangkan karena sakit. Katanya sih, kena DBD.

BI IJAH (Melanjutkan pekerjaannya)
Kampung kita kapan ya?

BU MILA 
Ya, gak tahu, itu urusan Bu Lurah, Bi.  
Saya, kan, cuma istrinya pesuruh lurah. Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan tidak sesederhana itu.
(kepada Bu Sukma)
Betul, kan?

BU SUKMA  (tersenyum menyindir)
ya, memang. Apalagi ini urusan nyawa! Kalau aparatnya gesit, tentu gak begini. Cuma ngurus penyemprotan nyamuk saja perlu musyawarah berhari-hari.

FATIN PERGI KEDALAM RUMAH DENGAN HALIMA
BI IJAH 
Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin.

BU MILA 
Lain, Bi. Desa mereka, kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya bukan dari kas desa.

BI IJAH 
Aih-aih, kamu ini, bagaimana, Mil? Kampung kita juga iuran. Kalau gak salah, Bu RT yang nagihin dua minggu yang lalu.

BU MILA  (mengambil pisang)
Ya, gak tahulah, kalau begitu.

BU SUKMA 
Suami Bu Mila ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Suami Bu Mila tidak ikut iuran, ya?

BI IJAH 
Ya, nggaklah!

BU MILA TERSENYUM MALU

BU RT DATANG KE WARUNG BI IJAH

BU MILA  (Girang melihat kedatangan Bu RT)
Nah, Bu RT, nih, yang mengerti masalahnya. Kamu boleh tanya lebih banyak kepada Beliau.

BU RT  (Duduk di samping Bu Mila)
Ada apa, sih nih ibu-ibu?
(tersenyum)
Beli kue Bi Ijah saja belum, sudah ditanya. Coba Bu Mila ceritakan dulu, apa persoalannya?


BU SUKMA 
Aku saja yang ngomong!
(sambil mengubah posisi berdirinya)
Di beberapa kampung sudah banyak yang terkena demam berdarah, Bu.

BU RT  (Hanya melirik dan tersenyum. Perhatiannya segera beralih kepada Bi Ijah)
Tolong kantong kreseknya, Bi.

BU SUKMA  (Tidak terpengaruh untuk melanjutkan pembicaraannya)
Beberapa minggu yang lalu Pak RT memberitahukan bahwa penyemprotan di kampung kita ini akan dilaksanakan sekarang, tapi, kata Suami Bu Mila, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa, tuh, Bu?

BU RT  (Menerima kantong kresek dari Bi Ijah)
O, begitu. Mungkin belum ada biayanya?

BI IJAH 
Sudah, Kan Bu. Masa Ibu tidak tahu. Malah sudah lama.

BU RT 
Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin belum giliran kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur.

FATIN DAN HALIMA DATANG SUDAH BERGANTI PAKAIAN

BU RT 
Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi hanya dengan penyemprotan. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama.

FATIN 
Betul Bu RT. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita lakukan, yaitu 3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang yang menampung air.

BU RT 
Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu.

BU MILA 
Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya, ya, begini … didapur terus.

BU SUKMA 
Sama, saya juga cuma begitu.

BU RT 
Tapi, ingat! Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita menyesali nasib berkepanjangan. Sekarang syukuri saja yang sudah ada. Barang siapa yang pandai bersyukur, niscaya Tuhan melipatgandakan kenikmatannya.

SEMUA MENGANGGUK-ANGGUK PUAS DAN MENGERTI. BU RT MEMASUKKAN KUE YANG DIBELINYA KE KANTONG KRESEKNYA.

BI IJAH 
Bu kenapa Pak RT belum menerangkan alasan penyemprotan di kampung kita belum dilakukan.

BU RT 
Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin peralatan terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi penyemprotan mengharuskan kampung ini ditunda penyemprotannya.

BU SUKMA  (Heran sampai mulutnya agak menganga)
Maksud Bu RT, mm … apa tuh, tadi yang terakhir? Mmm …

MEMEJAMKAN MATA MENGINGAT-INGAT

FATIN 
Prosedur dan strategi?

BU SUKMA  (girang)
Nah, itu! Produser dan apa tadi?

BU MILA 
Energi!
(yakin)
Duh, payah, nyebutnya aja gak bisa!

FATIN  (Tersenyum bersama Bu RT, dan Bi Ijah)
Bukan, Bu! Tapi Prosedur dan strategi.

BU RT 
Begini,
(memindahkan kantong kue nya)
prosedur artinya aturan atau petunjuk tatacara melakukannya. Sedangkan strategi itu taktik agar penyemprotan benar-benar efektif artinya berhasil dengan baik.

BU SUKMA  (kepada Bu Mila)
Mengerti, gak?


BU MILA 
Ala, seperti kamu mengerti aja.

BU LURAH DATANG DENGAN PAKAIAN DAN TAS DINASNYA.
BU LURAH
Loh ramai sekali ibu-ibu. Lagi pada belanja ya?

BU SUKMA
Ah Ibu Lurah sudah tahu pake nanya

BU MILA (memukul pelan tubuh Bu Sukma)
Heh itu kan Bu Lurah!

BU LURAH (Tertawa)
Sudah tidak apa-apa. Ngomong-ngomong lagi membicarakan apa?

BI IJAH
Itu Bu … Soal penyemprotan nyamuk

BU LURAH
Loh memangnya ada apa?

BU RT
Semuanya pada ngeluh Bu karena desa ini belum di berikan penyemprotan padahal desa-desa yang lain sudah.

BU SUKMA
Memangnya kenapa ya Bu Lurah. Kok disini belum?

BU LURAH
Oh… hal itu. Jadi begini ibu-ibu itu semua karna dua factor. Yang pertama karena factor giliran, seperti yang kita ketahui diruang lingkup kelurahan ada sektar 24 desa dengan 9 sekolah. Sementara tiap desa terdiri dari sekitar 127 rumah warga. Tentu saja kita perlu mengantri sesuai giliran yang telah dirapatkan dibalai desa waktu itu.

BI IJAH
Terus yang kedua apa bu?

BU LURAH
Yang kedua karena factor peralatan. Untuk saat ini kita hanya bekerjasama dengan penyemprotan nyamuk mutiara, sementara mereka hanya memiliki 3 alat penyemprotan nyamuk. Tentu saja seharusnya ibu-ibu lebih mengerti dengan kondisi ini.

BU MILA
Nah kalau sudah di beri tahu Ibu Lurah begini saya menjadi lebih lega. Karena sudah tahu pangkal masalahnya.

BU SUKMA (tersenyum bahagia)
Iya saya juga.

BU LURAH
Nah kalau sudah mengerti begini. Saya pamit dulu karena masih banyak tugas yang perlu saya selesaikan. Permisi ya ibu-bu. (meninggalkan warung)

BU RT
Berapa semuanya Bi?


BI IJAH
Limas belas ribu

BU SUKMA
Kalau begitu saya dan Bu Mila pamit dulu ya. Duluan Bu RT

BU RT
Saya juga pamit deh kalo begitu Bi. Mari Bi

BU SUKMA, BU MILA, DAN BU RT PUN PAMIT MENINGGALKAN HALIMA DAN FATIN.

FATIN
Halima, Ayah kamu petugas penyemprotan nyamuk kan?

HALIMA
Iya benar tin. Memangnya kenapa?

FATIN
Aku ingin mengusulkan kepada Bu Lurah agar desa kita memakai jasa ayah mu. Jadi warga desa kita tidak perlu resah lagi. Gimana menurutmu?

HALIMA
Ide bagus tuh!

FATIN
Tapi ngomong-ngomong ayahmu sedang tidak sibuk kan?

HALIMA
Tidak kok Tin. Justru ayahku lagi nganggur dan keluarga kami sedang sangat membutuhkan uang.

FATIN
Nah kalau begitu bagus. Jadi ada timbal balik warga desaku senang dan keluarga mu dapat uang. Iya kan?

HALIMA
Iya Tin. Ide mu memang sangat cerdas.

FATIN
Ayo sekarang kita cari Bu Lurah.

HALIMA
Ayo
(meninggalkan warung)

BI IJAH
Mau kemana kalian?

FATIN
Ini Bu kita mau cari Bu Lurah.

BI IJAH
Ngapain?

FATIN
Jadi gini Bu, Ayah Halima kan petugas penyemprotan nyamuk. Jadi kami ingin mengusulkan agar Ayah Halima dipakai jasanya untuk warga disini. Jadi ada timbal balik warga desa kita senang dan keluarga Halima dapat uang. Begitu Bu.

BI IJAH
Nah bagus itu. Jadi Ibu Halima kan bisa bayar  hutang-hutangnya diwarung kita.

HALIMA
Iya Bi Ijah tenang saja.

FATIN
Aku pergi dulu ya Bu.

DIKANTOR LURAH

FATIN
Permisi Bu Lurah

BU LURAH
Iya ada apa. Loh Fatin?

FATIN
Iya Bu. Jadi begini kedatangan saya kemari untuk membicarakan tentang penyemprotan nyamuk di desa kami. Karna tadi Ibu lurah bilang kelurahan kita kekurangan jasa penyemprotan nyamuk. Jadi saya ingin mengusulkan ayah Halima. Yang merupakan salah satu anggota jasa penyemprotan nyamuk.

BU LURAH
Wah bagus itu Tin. Jadi apa Ayah kamu bersedia Halima?
HALIMA
Ya tentu saja Bu Lurah, Ayah saya pasti bersedia.

BU LURAH
Baik kala begitu. Beri tahu Ayah mu mengenai hal ini dan jangan lupa besok pukul Sembilan pagi suruh dia menghadap saya dikantor Lurah.

HALIMA
Baik Bu Lurah.

DIRUMAH HALIMA PUN TERJADI PERCAKAPAN ANTARA HALIMA DAN AYAH HALIMA.

HALIMA
Ayah Bu Lurah meminta ayah  menjadi tim penyemprotan nyamuk didesa kita. Itu langsung Bu Lurah seendiri yang memintanya padaku. Ayah setuju?

AYAH
Baik lah kalau begitu. Ayah akan melaksanakan amanat itu. Besok pagi-pagi sekali kamu bantu ayah ya. Ajak juga teman kamu itu.

HALIMA
Fatin ya?

AYAH
Iya benar.

AYAH HALIMA, HALIMA, DAN FATIN PUN PERGI UNTUK MELAKUKAN PENYEMPROTAN NYAMUK.

AYAH
Kalian siap?

FATIN DAN HALIMA
Siap!!!

AKHIRNYA DESA SUKA MAJU TELAH DIBERIKAN PENYEMPROTAN OLEH PETUGAS SETEMPAT YANG DILAKUKAN OLEH AYAH HALIMA. TIGA HARI BERLALU. KEMBALI DIWARUNG BI IJAH. IBU-IBU MENGOBROL.

BU SUKMA
Nyaman sekali rasanya kalau sudah di lakukan penyemprotan didesa kita. Bayi yang ku kandung pun pasti tidak akan kena DBD.

BU MILA
Kamu ini bayi itu kan masih didalam perut.

BU SUKMA
Ya tetap saja bayi yang kukandung  akan selamat dan kita semua akan terhindar dari yang namanya DBD

BI IJAH
Ya walaupun begitu, kalau kita tidak menjaga kebersihan kampung kita tetap saja kita bisa kena DBD.

BU MILA
Benar tuh kata Bi Ijah.

BU SUKMA
Benar-benar kayak ngerti aja kamu Mil.
(tertawa)

BU SUKMA
Aduh perutku sakit sekali. Sepertinya aku akan melahirkan.

BI IJAH
Wahh kalau begitu ayo kita langsung bawa ke bidan.

BI MILA
Ya ayo bi…

KINI DESA TELAH AMAN KARENA TELAH DILAKUKANNYA PENYEMPROTAN. WARGA DESAPUN TELAH MERASA NYAMAN BERADA DI DESA MEREKA. NAMUN, KITA HARUS TETAP INGAT BAHWA SELAIN PENYEMPROTAN KITA JUGA HARUS MENJAGA KEBERSIHAN AGAR HAL YANG TIDAK DIINGINKAN TIDAK TERJADI.


SELESAI

 Unsur Intrinsik
Tema                     : Sosial
Alur (plot)           : Maju
Latar (seting)     :
a.       Waktu           : Pagi Hari
b.       Tempat       : Warung Bi Ijah, Kantor Bu Lurah, dan Rumah Halima
Tokoh                   :
a.       Bu Sukma : Tidak sabar
b.      Bu Mila     : Tidak sabar
c.       Bi Ijah       : Penengah
d.      Fatin          : Pintar
e.       Halima       : Penurut
f.       Bu Lurah   : Bijaksana
g.      Bu RT       : Bijaksana
Amanat                  : Kita sebagai manusia harus bersabar dalam melakukan setiap tindakan. Karena apabila kita bersabar, semua masalah pasti akan terselesaikan.


No comments:

Post a Comment