PENYEMPROTAN
NYAMUK
PEMAIN
1. Bu Sukma Pembeli
2. Bu Mila Pembeli
3. Bi Ijah Pedagang di warung
4. Fatin Pelajar SMP, anak Bi Ijah
5. Halima Teman Fatin
6. Bu Lurah
7. Bu RT
PAGI ITU IBU-IBUSEDANG
BERADA WARUNG BI IJAH PADA SUATU PAGI. JAM DINDING DI WARUNG ITU CUKUP JELAS
TERLIHAT MENUNJUKKAN WAKTU PUKUL 08 LEWAT 37 MENIT PAGI. DI DEPAN WARUNG TERLIHAT
BU SUKMA DAN BU MILA SEDANG BERBINCANG. BU SUKMA SENDIRI SEDANG SIBUK MEMILIH
SAYURANNYA. SEMENTARA BU MILA SEDANG ASYIK MENIMBANG BARANG BELANJAANNYA.
SEMENTARA BI IJAH SEDANG MEMBUNGKUS BARANG DAGANGANNYA.
BU SUKMA (Masih sibuk dengan sayurannya)
Jadi,
selanjutnya bagaimana kalau begitu?
BU MILA (Memperhatikan timbangannya dengan akurat.
Agak malas menjawab)
Ya, nggak tahulah.
Tapi denger-denger, Senin besok akan dimusyawarahkan lagi.
BI IJAH (Tanpa menghentikan pekerjaannya, menoleh
sebentar)
Wah, penduduknya
keburu banyak yang mati kalo begitu. Masalah kecil saja, musyawarahnya harus
beberapa kali.
TERLIHAT FATIN
DAN HALIMA BERJALAN KEARAH WARUNG
BI IJAH (Memberhentikan
aktivitasnya)
Loh kok sudah
pulang Tin?
FATIN (Menyalam
Bi Ijah)
Iya Bu tadi ada
penyemprotan nyamuk DBD di sekolah. Jadi di pulangkan semua muridnya.
BU SUKMA
Loh, emang
disekolah kamu juga?
FATIN
Iya, di sekolah Fatin
sudah ada yang dipulangkan karena sakit. Katanya sih, kena DBD.
BI IJAH (Melanjutkan
pekerjaannya)
Kampung kita
kapan ya?
BU MILA
Ya, gak tahu,
itu urusan Bu Lurah, Bi.
Saya, kan, cuma istrinya
pesuruh lurah. Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat,
kan tidak sesederhana itu.
(kepada Bu Sukma)
Betul, kan?
BU SUKMA (tersenyum menyindir)
ya, memang.
Apalagi ini urusan nyawa! Kalau aparatnya gesit, tentu gak begini. Cuma ngurus penyemprotan
nyamuk saja perlu musyawarah berhari-hari.
FATIN PERGI
KEDALAM RUMAH DENGAN HALIMA
BI IJAH
Di Kampung
Jongos saja sudah disemprot kemarin.
BU MILA
Lain, Bi. Desa
mereka, kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya bukan dari kas desa.
BI IJAH
Aih-aih, kamu
ini, bagaimana, Mil? Kampung kita juga iuran. Kalau gak salah, Bu RT yang
nagihin dua minggu yang lalu.
BU MILA
(mengambil pisang)
Ya, gak tahulah,
kalau begitu.
BU SUKMA
Suami Bu Mila
ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Suami Bu Mila tidak ikut
iuran, ya?
BI IJAH
Ya, nggaklah!
BU MILA
TERSENYUM MALU
BU RT DATANG KE
WARUNG BI IJAH
BU MILA (Girang melihat kedatangan Bu RT)
Nah, Bu RT, nih,
yang mengerti masalahnya. Kamu boleh tanya lebih banyak kepada Beliau.
BU RT (Duduk di samping Bu Mila)
Ada apa, sih nih
ibu-ibu?
(tersenyum)
Beli kue Bi Ijah
saja belum, sudah ditanya. Coba Bu Mila ceritakan dulu, apa persoalannya?
BU SUKMA
Aku saja yang
ngomong!
(sambil mengubah
posisi berdirinya)
Di beberapa
kampung sudah banyak yang terkena demam berdarah, Bu.
BU RT (Hanya melirik dan tersenyum. Perhatiannya
segera beralih kepada Bi Ijah)
Tolong kantong
kreseknya, Bi.
BU SUKMA (Tidak terpengaruh untuk melanjutkan
pembicaraannya)
Beberapa minggu
yang lalu Pak RT memberitahukan bahwa penyemprotan di kampung kita ini akan
dilaksanakan sekarang, tapi, kata Suami Bu Mila, belum bisa dilakukan. Nah,
kenapa, tuh, Bu?
BU RT (Menerima kantong kresek dari Bi Ijah)
O, begitu.
Mungkin belum ada biayanya?
BI IJAH
Sudah, Kan Bu.
Masa Ibu tidak tahu. Malah sudah lama.
BU RT
Ya, mungkin,
peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin belum giliran kita karena
keterbatasan peralatan, atau karena prosedur.
FATIN DAN HALIMA
DATANG SUDAH BERGANTI PAKAIAN
BU RT
Lagi pula
masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi hanya dengan penyemprotan.
Masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama.
FATIN
Betul Bu RT.
Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita lakukan, yaitu 3M, menguras,
mengubur, dan menutup barang-barang yang menampung air.
BU RT
Tuh, kalau
sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu.
BU MILA
Benar, ya. Saya
menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya, ya, begini … didapur
terus.
BU SUKMA
Sama, saya juga
cuma begitu.
BU RT
Tapi, ingat!
Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita menyesali nasib
berkepanjangan. Sekarang syukuri saja yang sudah ada. Barang siapa yang pandai
bersyukur, niscaya Tuhan melipatgandakan kenikmatannya.
SEMUA
MENGANGGUK-ANGGUK PUAS DAN MENGERTI. BU RT MEMASUKKAN KUE YANG DIBELINYA KE
KANTONG KRESEKNYA.
BI IJAH
Bu kenapa Pak RT
belum menerangkan alasan penyemprotan di kampung kita belum dilakukan.
BU RT
Pertama, mungkin
biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin peralatan terbatas. Ketiga,
prosedur atau strategi penyemprotan mengharuskan kampung ini ditunda
penyemprotannya.
BU SUKMA (Heran sampai mulutnya agak menganga)
Maksud Bu RT, mm
… apa tuh, tadi yang terakhir? Mmm …
MEMEJAMKAN MATA
MENGINGAT-INGAT
FATIN
Prosedur dan
strategi?
BU SUKMA (girang)
Nah, itu!
Produser dan apa tadi?
BU MILA
Energi!
(yakin)
Duh, payah,
nyebutnya aja gak bisa!
FATIN (Tersenyum bersama Bu RT, dan Bi Ijah)
Bukan, Bu! Tapi
Prosedur dan strategi.
BU RT
Begini,
(memindahkan kantong
kue nya)
prosedur artinya
aturan atau petunjuk tatacara melakukannya. Sedangkan strategi itu taktik agar penyemprotan
benar-benar efektif artinya berhasil dengan baik.
BU SUKMA (kepada Bu Mila)
Mengerti, gak?
BU MILA
Ala, seperti
kamu mengerti aja.
BU LURAH DATANG
DENGAN PAKAIAN DAN TAS DINASNYA.
BU LURAH
Loh ramai sekali
ibu-ibu. Lagi pada belanja ya?
BU SUKMA
Ah Ibu Lurah
sudah tahu pake nanya
BU MILA (memukul
pelan tubuh Bu Sukma)
Heh itu kan Bu
Lurah!
BU LURAH (Tertawa)
Sudah tidak
apa-apa. Ngomong-ngomong lagi membicarakan apa?
BI IJAH
Itu Bu … Soal penyemprotan
nyamuk
BU LURAH
Loh memangnya
ada apa?
BU RT
Semuanya pada
ngeluh Bu karena desa ini belum di berikan penyemprotan padahal desa-desa yang
lain sudah.
BU SUKMA
Memangnya kenapa
ya Bu Lurah. Kok disini belum?
BU LURAH
Oh… hal itu.
Jadi begini ibu-ibu itu semua karna dua factor. Yang pertama karena factor
giliran, seperti yang kita ketahui diruang lingkup kelurahan ada sektar 24 desa
dengan 9 sekolah. Sementara tiap desa terdiri dari sekitar 127 rumah warga.
Tentu saja kita perlu mengantri sesuai giliran yang telah dirapatkan dibalai
desa waktu itu.
BI IJAH
Terus yang kedua
apa bu?
BU LURAH
Yang kedua
karena factor peralatan. Untuk saat ini kita hanya bekerjasama dengan penyemprotan
nyamuk mutiara, sementara mereka hanya memiliki 3 alat penyemprotan nyamuk.
Tentu saja seharusnya ibu-ibu lebih mengerti dengan kondisi ini.
BU MILA
Nah kalau sudah
di beri tahu Ibu Lurah begini saya menjadi lebih lega. Karena sudah tahu
pangkal masalahnya.
BU SUKMA (tersenyum
bahagia)
Iya saya juga.
BU LURAH
Nah kalau sudah
mengerti begini. Saya pamit dulu karena masih banyak tugas yang perlu saya
selesaikan. Permisi ya ibu-bu. (meninggalkan
warung)
BU RT
Berapa semuanya
Bi?
BI IJAH
Limas belas ribu
BU SUKMA
Kalau begitu
saya dan Bu Mila pamit dulu ya. Duluan Bu RT
BU RT
Saya juga pamit
deh kalo begitu Bi. Mari Bi
BU SUKMA, BU
MILA, DAN BU RT PUN PAMIT MENINGGALKAN HALIMA DAN FATIN.
FATIN
Halima, Ayah
kamu petugas penyemprotan nyamuk kan?
HALIMA
Iya benar tin.
Memangnya kenapa?
FATIN
Aku ingin
mengusulkan kepada Bu Lurah agar desa kita memakai jasa ayah mu. Jadi warga
desa kita tidak perlu resah lagi. Gimana menurutmu?
HALIMA
Ide bagus tuh!
FATIN
Tapi
ngomong-ngomong ayahmu sedang tidak sibuk kan?
HALIMA
Tidak kok Tin.
Justru ayahku lagi nganggur dan keluarga kami sedang sangat membutuhkan uang.
FATIN
Nah kalau begitu
bagus. Jadi ada timbal balik warga desaku senang dan keluarga mu dapat uang.
Iya kan?
HALIMA
Iya Tin. Ide mu
memang sangat cerdas.
FATIN
Ayo sekarang
kita cari Bu Lurah.
HALIMA
Ayo
(meninggalkan warung)
BI IJAH
Mau kemana
kalian?
FATIN
Ini Bu kita mau
cari Bu Lurah.
BI IJAH
Ngapain?
FATIN
Jadi gini Bu,
Ayah Halima kan petugas penyemprotan nyamuk. Jadi kami ingin mengusulkan agar
Ayah Halima dipakai jasanya untuk warga disini. Jadi ada timbal balik warga
desa kita senang dan keluarga Halima dapat uang. Begitu Bu.
BI IJAH
Nah bagus itu.
Jadi Ibu Halima kan bisa bayar
hutang-hutangnya diwarung kita.
HALIMA
Iya Bi Ijah
tenang saja.
FATIN
Aku pergi dulu
ya Bu.
DIKANTOR LURAH
FATIN
Permisi Bu Lurah
BU LURAH
Iya ada apa. Loh
Fatin?
FATIN
Iya Bu. Jadi
begini kedatangan saya kemari untuk membicarakan tentang penyemprotan nyamuk di
desa kami. Karna tadi Ibu lurah bilang kelurahan kita kekurangan jasa penyemprotan
nyamuk. Jadi saya ingin mengusulkan ayah Halima. Yang merupakan salah satu
anggota jasa penyemprotan nyamuk.
BU LURAH
Wah bagus itu
Tin. Jadi apa Ayah kamu bersedia Halima?
HALIMA
Ya tentu saja Bu
Lurah, Ayah saya pasti bersedia.
BU LURAH
Baik kala
begitu. Beri tahu Ayah mu mengenai hal ini dan jangan lupa besok pukul Sembilan
pagi suruh dia menghadap saya dikantor Lurah.
HALIMA
Baik Bu Lurah.
DIRUMAH HALIMA
PUN TERJADI PERCAKAPAN ANTARA HALIMA DAN AYAH HALIMA.
HALIMA
Ayah Bu Lurah
meminta ayah menjadi tim
penyemprotan nyamuk didesa kita. Itu langsung Bu Lurah seendiri yang memintanya
padaku. Ayah setuju?
AYAH
Baik lah kalau
begitu. Ayah akan melaksanakan amanat itu. Besok pagi-pagi sekali kamu bantu
ayah ya. Ajak juga teman kamu itu.
HALIMA
Fatin ya?
AYAH
Iya benar.
AYAH HALIMA,
HALIMA, DAN FATIN PUN PERGI UNTUK MELAKUKAN PENYEMPROTAN NYAMUK.
AYAH
Kalian siap?
FATIN DAN HALIMA
Siap!!!
AKHIRNYA DESA
SUKA MAJU TELAH DIBERIKAN PENYEMPROTAN OLEH PETUGAS SETEMPAT YANG DILAKUKAN
OLEH AYAH HALIMA. TIGA HARI BERLALU. KEMBALI DIWARUNG BI IJAH. IBU-IBU
MENGOBROL.
BU SUKMA
Nyaman sekali
rasanya kalau sudah di lakukan penyemprotan didesa kita. Bayi yang ku kandung
pun pasti tidak akan kena DBD.
BU MILA
Kamu ini bayi
itu kan masih didalam perut.
BU SUKMA
Ya tetap saja bayi yang kukandung akan selamat dan
kita semua akan terhindar dari yang namanya DBD
BI IJAH
Ya walaupun
begitu, kalau kita tidak menjaga kebersihan kampung kita tetap saja kita bisa
kena DBD.
BU MILA
Benar tuh kata
Bi Ijah.
BU SUKMA
Benar-benar
kayak ngerti aja kamu Mil.
(tertawa)
BU SUKMA
Aduh perutku
sakit sekali. Sepertinya aku akan melahirkan.
BI IJAH
Wahh kalau
begitu ayo kita langsung bawa ke bidan.
BI MILA
Ya ayo bi…
KINI DESA TELAH
AMAN KARENA TELAH DILAKUKANNYA PENYEMPROTAN. WARGA DESAPUN TELAH MERASA NYAMAN
BERADA DI DESA MEREKA. NAMUN, KITA HARUS TETAP INGAT BAHWA SELAIN PENYEMPROTAN
KITA JUGA HARUS MENJAGA KEBERSIHAN AGAR HAL YANG TIDAK DIINGINKAN TIDAK
TERJADI.
SELESAI
Unsur Intrinsik
Tema :
Sosial
Alur (plot) :
Maju
Latar (seting) :
a.
Waktu :
Pagi Hari
b.
Tempat : Warung Bi Ijah, Kantor Bu Lurah, dan
Rumah Halima
Tokoh :
a.
Bu
Sukma : Tidak sabar
b.
Bu
Mila : Tidak sabar
c.
Bi
Ijah :
Penengah
d.
Fatin :
Pintar
e.
Halima
: Penurut
f.
Bu
Lurah : Bijaksana
g.
Bu
RT : Bijaksana
Amanat : Kita sebagai manusia harus
bersabar dalam melakukan setiap tindakan. Karena apabila kita bersabar, semua
masalah pasti akan terselesaikan.
No comments:
Post a Comment