Thursday, 24 December 2015

Hati (Liver) - Biologi




Hati

1.     Pengertian Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

2.     Fungsi Hati
Hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a) Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini dikeluarkan melalui urine.
b)  Mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
c) Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan warna empedu dan urine. Setiap hari, hati menghasilkan empedu mencapai ½ liter.
d) Tempat sintesis beberapa zat. Hati menghasilkan enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang terbentuk dapat meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
e) Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan cairan hijau serta berasa pahit. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar mudah diserap tubuh, membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
f)  Hati merombak sel-sel darah merah yang sudah tua. Hemoglobin dalam darah tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang baru. Sedangkan, heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin yang memberi warna kekuningan pada feses dan urine.

3.     Bagian-bagian Hati dan Cara Kerja Hati
a)      Bagian-bagian hati antara lain:
1.      Lobus Kiri
2.      Lobus Kanan
3.      Kapsula Hepatis ( selaput pelindung hati )


4.      saluran2 yg berhubungan dengan hati
a.      Portal triad yang terdiri daripada 3 salur iaitu:
- Kapilari portal hati. Ia membawa darah dari vena portal hepar ke lobus hati.
- Arteri hati yang membekalkan darah beroksigen kepada lobus-lobus hati.
- Duktus hempedu yg membawa cecair hempedu dari lobus ke pundi empedu     utk disimpan.
b. Vena hati yang membawa darah terdeoksigen dari hati. Terdapat dua vena hati yaitu vena hati kanan dan vena hati kiri. Kedua-dua vena ini bersambung terus dengan vena kava inferior


b)      Cara Kerja Hati
1.      dalam proses ekskresi
=> hemoglobin dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin.
zat besi, diambil dan disimpan dalam hati, yang nantinya dikembalikan ke sumsum tulang belakang
globulin, digunakan lagi untuk metabolisme protein, membentuk hemoglobin baru
hemin, diubah menjadi bilirubin & biliverdin. dikeluarkan ke usus 12jari dan di oksidasi menjadi urobilin, yang menjadi pewarna coklat pada feses.



2. pengikatan racun
as amino arginin -> as. amino ortinin + urea
as. amono ortinin mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun bagi tubuh
as. amino ortinin diubah menjadi as. amino sitrulin.
as. amino sitrulin + NH3 -> as. amino arginin
(ulang lagi prosesnya)
sehingga akan terus dihasilkan urea, yang dibuang ke ginjal, untuk dikeluarkan bersama urin.
racun -> urea -> dikeluarkan dari tubuh.


5.     Kelainan Pada Hati
Hepatitis
merupakan peradangan pada sel-sel hati. Peradangan ini disebabkan oleh virus, terutama virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E dapat disembuhkan, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronis. Sementara itu hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B sehingga kondisi ini dapat memperparah keadaan penderita.

Sirosis hati
merupakan gangguan hati yang disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis hati ini dapat terjadi karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan. Berkembangnya virus ini dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, salah gizi, atau penyakit lain yang disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu. Penyakit ini belum dapat disembuhkan. Sementara itu pengobatan yang dilakukan hanya berguna mengobati komplikasi yang terjadi seperti berak darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum. Perhatikan Gambar 8.12 untuk mengetahui perbedaan hati yang sehat dan terkena sirosis.

Kanker hati
merupakan kelainan hati yang disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati. Kanker ini sebagai komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C, dan hemokromatis.
Perlemakan hati
merupakan kelainan hati akibat adanya penimbunan lemak yang melebihi 5% dari berat hati, sehingga lemak ini membebani lebih dari separuh jaringan hati. Perlemakan hati sering berpotensi menjadi penyebab sirosis hati. Kelainan ini dapat dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebih.

Kolestasis dan Jaundice
merupakan keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam memproduksi dan atau pengeluaran empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
Hemokromatosis
merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan.






No comments:

Post a Comment