Kamis, 05 April 2013
Pagi ini aku masih merasakan hal yang biasa. Tidak ada sesuatu yang aneh fikir ku. Pergi ke sekolah, blejar, lalu pulang. Tapi pada hari ini terjadi sesuatu yang aneh. Tanganku gemetar ketika aku sedang berjalan menuju koridor sekolah. Kaki ku tidak lagi merasakan apa-apa ketika aku melangkah. Aku terdiam. Dari kejauhan aku melihat seorang gadis yang diam berdiri di sudut kelas. Aku coba mendekat, tapi sesuatu coba menghentikan ku entah apa itu.
Aku diam dan berfikir. Entah apa yang aku pikirkan. Tapi yang aku rasakan adalah rasa takut yang semakin meraba emosi ku. Rasa takut yang semakin bergabung dengan jiwaku. Ketika semua tenang terdengar suara yang membayangi ku dari belakang.
"Hey, Kau tak apa? sepertinya kau sedang sakit?" tanyanya padaku.
Aku terdiam dan masih terus memandangi gadis itu. "Kau melihatnya?"
"Siapa yang kau maksud?"
"Dia gadis itu?" ucap ku menegaskan padanya, bahwa ada seorang gadis didalam kelas ku saat itu.
Dia mengerutkan dahinya. "Entahlah aku tak melihat siapapun." Ucap Kevin menjelaskan padaku. Kevin adalah teman baikku. Kami berteman sejak kecil hingga kini. Di usia kami yang sama-sama 16 tahun. Aku fikir dia menyukaiku. Tapi entahlah, sikapnya yang selalu berubah-ubah padaku tidak bisa membuatku menafsirkan bahwa dia menyukaiku atau tidak.
Aku meninggalkan kelas itu. Berusaha percaya bahwa tidak apa-apa disana. Namun, seperti ada rasa yang kuabaikan. Adalah rasa yang ingin terus ku cari tahu. Rasa heran dan tidak percaya. Kevin memegang tanganku berusaha terus meyakinkan. Tapi yang kurasakan hanyalah bahwa ada sesuatu yang tak beres disini.
Bel pertama berbunyi menandakan bahwa tak boleh ada satu orang pun yang berkeliaran diluar kelas. Tempat duduk ku yang berada tepat di urut kedua disamping jendela membuat mataku dengan lepas memandang kearah lapangan sekolah. Namun ada sesuatu yang janggal di mata ku. Gadis itu! Dia duduk tepat dibawah pohon beringin tua yang berada di halaman parkiran sekolah ku.
Pandanganku tak lepas dari gadis itu. Aku ingin terus mengamatinya dan menatap tajam matanya jika aku bisa.
"Shania! Apa yang sedang kau perhatikan diluar sana?" tanya guru bidang studi English ku.
"Emhhh... Tidak apa-apa Miss Kina." jawabku takut.
"Sekali lagi kamu melihat kearah luar. Maka kamu tidak akan saya izinkan mengikuti pelajaran saya di dalam kelas. Melainkan di luar kelas. Jelas!" tegas Miss Kina padaku. Kevin memegang tanganku dan kemudian tersenyum padaku. Entah apa yang aku rasakan tapi aku sangat bahagia. Seperti sedang di tiup angin lembut rasanya. Aku memalingkan wajah ku dari Kevin. Dan kemudian langsung memerhatikan pelajaran Miss Kina lagi.
Pelajaran Miss Kina telah usai, kini aku bisa melihat gadis itu lagi pikirku. Tapi tak semudah itu. Kevin yang merupakan teman sebangku ku terus menghujam ku dengan pertanyaan yang tidak bisa membuat ku konsentrasi memperhatikan gadis itu.
"Dari tadi kamu melihat kearah luar jendela terus. Memang ada apa disana?" tanya Kevin yang ikut memperhatikan ke arah luar Jendela.
"Gadis yang duduk dibawah pohon beringin itu." tegas ku pada Kevin agar dia juga ikut membantu dengan pertanyaan yang ada di otak ku dan tak bisa ku jawab sejak tadi.
"Aku tidak bisa melihatnya." tuntas Kevin.
"Ayo kita keluar dan nanti kita akan melihat gadis itu bersama-sama. Kamu mau?" ajak ku.
"Iya, aku mau." jawab Kevin bersemangat.
Kami berdua pun langsung menuju Pohon Beringin itu. Namun tidak seperti yang kuperkirakan. Gadis itu telah menghilang. Entah kemana dia pergi dengan durasi waktu secepat itu. Tidak ada satu orang pun di sana. Hanya sebuah gelang berwarna merah dengan motif bunga warna keemasan yang ada disana. Aku mengambil gelang itu dan akan kujadikan barang bukti esok disekolah.
Kevin yang sejak tadi sudah tidak berada di dekatku. Kini dia sedang berada di lobby sekolah.
"Apa lagi yang kau cari? tidak ada seorang pun disana. Ayo cepat masuk kelas." Teriak nya dari kejauhan padaku. Aku segera berlari ke arahnya.
"Kau tak apa? Tidak ada orang lain disana. Kau sedang sakit, tunggu sebentar lagi setelah sekolah usai. Aku akan mengantar mu." ucap Kevin padaku. Tapi dia sama sekali tidak memercayai ku. Dia menganggap ku sedang berbual atau sedang sakit. Aku melihat ke arahnya. Menunggu kalimat bahwa dia mempercayai ku. Tapi kalimat itu tak kunjung keluar. Dia sama sekali tidak mempercayai ku . Dan itu membuatku sangat kesal.
To Be Continued...
No comments:
Post a Comment