Aku pernah bertanya banyak hal padamu, termasuk tentang masa lalumu. Saat itu aku hanya bertanya "Apa kamu merindukan masa lalumu?" dan kamupun menjawab "Tidak! Aku merindukanmu.". Ketika aku mendengar perkataanmu saat itu, kebekuan yang sedang menyelimuti hatiku meleleh. Hatiku kembali berdetak untukmu. Senyumku kembali melengkung. Entah apa yang terjadi kala itu. Tapi, sesuatu telah berubah. Aku kembali bahagia.
Setiap hari setelah kejadian itu, aku selalu ditemani dengan bahagia tanpa ada tetesan air mata. Aku semakin mencintaimu. Namun, hari ini semuanya sirna begitu saja. Setelah aku tahu bahwa kamu menjalin suatu hubungan dengan masa lalumu, dan hal itu kembali kamu tutup-tutupi. Aku terluka melihat kebersamaanmu dengannya. Bahkan kamu dengan sangat mudah mengirimkan pesan singkat padanya. Tidak padaku. Aku telah mengirimkan ribuan pesan singkat. Tapi, kamu justru tidak membalas pesanku sama sekali.
Hari ini aku kembali membolak-balikkan pikiranku. Pada apa yang terjadi kali ini. Pada yang telah kamu lakukan padaku. Aku masih mencari jawaban dalam sikapmu. Dalam acuhmu padaku. Bukankah kamu menyatakan bahwa kamu menyayangiku. Lalu mengapa kamu bermesraan dengan masa lalumu? Bukankah kamu tidak mencintainya? Bukankah dia bagaikan debu dihatimu? Dan sekarang dugaanku benar. Masa lalumu yang tidak lebih indah daripada hewan kembali dalam pelukanmu. Kamu selalu menyangkal hal itu. Tapi kamu membuktikannya hari ini. Aku mengetahui semuanya. Walaupun semuanya telah terlambat.
Bahkan aku ragu. Apakah aku harus memberikanmu kado ulang tahunmu yang telah kupersiapkan dari bulan lalu. Sementara aku benar-benar tidak berharga untukmu. Aku benar-benar tidak kamu pedulikan. Kini aku hanya debu dihatimu. Yang sebentar lagi akan sirna dan hilang.
No comments:
Post a Comment