Thursday, 4 August 2016

SEMANGAT PEJUANG








SEMANGAT PEJUANG


Berkobar semangat ‘tuk menang
Bagaikan bara yang akan menjadi api
Meski jendela kematian telah terbuka

Degupan nadi telah terkoyak
Bersiap tuk lari pergi jauh
Terjun ke liang lahat

Mata itu telah tertutup sayu
Langkahan kaki tak lagi kokoh
Tapi, bambu runcing telah siap berperang
Diringi irama nafas yang telah tergopoh

Terus berjuang
menggapai kemenangan
Mati
Tuk dikenang

Jambi, 10 November 2011

jAMBI, 10

KETIKA



Ketika
Winda Diana Putri
 
Ketika gemuruh sudah takluk
Angin akan tertunduk
Hujanpun  menangis
Jikalau gemerlap sudah menipis
            Ketika semangat mulai terbantah
            Ketidak pastian akan berlari
            Menyelinap masuk tertusuk hingga ke rusuk
Jatuh jauh hingga hilang
Bukan berdiri tapi terbaring
Jauh di ambang ilusi
Amarah, emosi, jenuh
Terkuak dalam satu nadi utuh
Tertidur hingga memanggil gerutu
Datang dalam sayup buah bibir

Jambi, 18 Februari 2012

PERBEDAAN POLA FIKIR MASYARAKAT



PERBEDAAN POLA FIKIR MASYARAKAT
1. Pengertian Masyarakat
“Masyarakat” yang berarti pergaulan hidup manusia sehimpun orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan tertentu, juga berarti orang, khalayak ramai.

2. Pola Hidup Masyarakat
Dalam sub bab ini yang penulis maksudkan ialah pola hidup yang dilakukan berupa. Kebiasaan untuk mencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dalam kehidupan sehari-hari, seperti pertanian, perkebunan perdagangan dan lain-lain semacamnya, serta akibatnya bagi kelanjutan pendidikan anak-anak mereka.
Dapat kita pula ketahui bahwa mayoritas  penduduk masyarakat di suatu desa diduduki oleh kaum petani yang merupakan pencaharian utama mereka dalam memenuhi  kebutuhan sehari-hari serta sebagian untuk kepentingan sosial.masyarakat di suatu desa jga sulit mendapat kan energi listrik karna kurangnya sarana dan prasarana di desa. Serta masyarakat didesa juga mempercayai hal-hal yang mistik,dan masyarakat masih memakai cara-cara pengobatan dari leluhur mereka.dan juga sulit masuk nya  kendaraan transportasi. Lainnya, perlu juga di ketahui pula bahwa biasanya dalam suatu desa  pola hidup mereka selain dari petani tambak, petani sayur mayur, perkebunan dan sebagian sebagai seorang nelayan, pedagang, tukang kayu, tukang batu, buruh tani, dan pegawai.
Dalam suatu desa dimana terlihat pada masyarakat masih  banyak membedakan nilai-nilai budaya antara orang kaya dengan orang miskin, antara masyarakat yang masih keturunan raja dengan masyarakat biasa. Perbedaan ini masih terdapatnya sistem perburuan bagi masyarakat jelata, misalnya bagi seorang kaya (mampu) memperkerjakan para tani untuk mengerjakan sawah atau ladangnya, kemudian setelah berhasil di beri upah sebagai imbalan yang tidak sesuai dgn hasil kerja mereka.
Dari uraian di atas, dapat dikategorikan bahwa yang terbanyak adalah masyarakat petani, hal ini merupakan standar, bahwa pola hidup di dalam masyarakat dalam mencari nafkah beranekaragam, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di samping itu sebagian pula masyarakat masih membedakan nilai-nilai budaya diantara orang kaya dan orang miskin antara masyarakat keturunan raja dengan masyarakat biasa.

Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, ada masyarakat yang dapat menerima dan ada yang tidak dapat menerima. Masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional mengandung unsur-unsur dibawah ini:
1. bersifat sederhana,
2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,
3. bersifat tetap atau monoton,
4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.
Sedangkan perilaku masyarakat yang tidak bisa menerima perubahan sosial budaya, di antaranya sebagai berikut.
1.  Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk
berhubungan dengan masyarakat lain;
2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;
3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi integrasi kebudayaan;
4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan idielogi masyarakat yang sudah ada


Masyarakat tradisional cenderung sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingkungannya, namun ada juga yang mudah menerima budaya asing dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur budaya yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat adalah, jika:

1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,
2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,
3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut.

Unsur budaya yang tidak dapat diterima oleh masyarakat adalah:
1. unsur kebudayaan yang menyangkut sistem kepercayaan,
2. unsur kebudayaan yang dipelajari taraf pertama proses sosialisasi.

Sebaliknya, masyarakat modern yang memiliki pola pikir yang berbeda. Unsur yang terkandung dalam pola pikir masyarakat modern adalah:
1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,
2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas, serta
3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.



3. Pola kehidupan masyarakat modern
Lain hal nya dengan kehidupan dikota, hampir sebagian masyarakat hidup dengan gaya yang modern, masyarakat yang tinggal dikota mendapatkan semua kebutuhan nya karna tersedianya alat pemuas kebutuhan yang dapat mereka jumpai disekitar lingkungan mereka. Masyarakat kota maju sekali dalam bidang teknologi, pendidikan, maupun transportasi nya. Mereka juga mau menerima hal-hal baru seperti kemajuan teknologi yang terus berkembang dari zaman ke zaman. Walaupun, begitu masyarakat kota hidup nya lebih bersifat individualis, rasa kebersamaan dan gotong royong jarang terlihat, hanya sebagian orang yang melakukan gotong royong tersebut. Ini mungkin terjadi karena, mereka sibuk dengan urusan masing-masing, dan kurang nya rasa kekeluargaan karna mereka berasal dari daerah dan agama yang bebeda tapi meski begitu itu hanya sebagian dari masyarakat. Masyarakat yang tinggal di kota lebih diuntungkan dari masyarakat desa karna dikota hampir semua kebutuhan, dan keinginan masyarakat dapat terpenuhi. Selain itu dikota karna adanya perkembangan teknologi yang dapat diterima masyarakat, kita dapat mengetahui apa saja yang terjadi di belahan dunia lain, begitu juga denga teknologi komunikasi nya contoh: hp, internet, telepon, dll. Dan kebiasaan buruk yang dilakukan warga kota adalah tidak adanya perhatian kepada lingkungan misalkan tidak membuang sampah sembarangan tidak mungkin adanya bencana banjir yang setiap tahun melanda Jakarta. Hubungan interaksi sosial yang ada dikota dapat dilihat saat berada di pasar dan supermarket karena adanya hubungan timbal balik antara manusia dan manusia.

4. Pola kehidupan masyarakat dahulu
            Sebelum adanya teknologi, masyarakat jaman dulu memenuhi kebutuhan hidupnya sangat sulit terutama untuk mencari informasi, transportasi, komunikasi jarak jauh, contohnya saja sangat sulit mengirim barang kesuatu daerah ke daerah lain, berbeda dengan jaman modern sudah menggunakan mobil maupun motor. Sama halnya seperti komunikasi pada jaman dahulu saat ingin berkomunikasi pada orang satu keorang lainnya masih menggunakan surat menyurat dan sejak adanya teknologi sekarang komunikasi menjadi lebih cepat dengan menggunakan handphone, telephon, faks, e-mail, akun jejaring social, dll. Dan juga jaman dulu bangunan-bangunan besar seperti mall, supermarket, minimarket, dll belum ada. Juga pada jaman dulu hal-hal yang menyangkut informasi seperti Televisi, Internet, dan hal-hal yang menyangkut informasi yang sangat cepat belum ada sangat berbeda dengan jaman modern.
Rasa kekeluargaan dan semangat gotong royongmasyarakat dulu lebih melekat berebeda dengan jaman modern. Juga interaksi sosial lebih banyak dilakukan oleh masyarakat dulu seperti saat ingin menawarkan dan membeli sesuatu,berkenalan dengan seseorang, dan saat ikut bermusyawarah dengan warga lain.

MAKALAH TATA CARA PEMBUDIDAYAAN AYAM KAMPUNG


MAKALAH TATA CARA PEMBUDIDAYAAN AYAM KAMPUNG


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG......................................................................................................... 1
1.2     TUJUAN....................................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1 . KELEBIHAN DAN KEKURANGAN..................................................................................... 2
2.2 . KANDUNGAN GIZI AYAM KAMPUNG........................................................................... 2
2.3 . CIRI-CIRI AYAM KAMPUNG.......................................................................................... 4
2.4 . MASALAH KANDANG................................................................................................... 7
2.5 . PERALATAN................................................................................................................. 9
2.6 . PENYAKIT..................................................................................................................... 9
2.7 . PEMBERIAN VAKSINASI DAN OBAT............................................................................. 13
2.8 . MODAL USAHA.......................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 . SIMPULAN................................................................................................................. 16
3.2 . SARAN....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Makalah ini disusun agar pembaca mengetahui tata-cara membudidayakan “AYAM KAMPUNG”, makalah ini mengulas seluk-beluk beternak ayam kampong. Didalamnya di ulas tentang cara membuat kandang, cara memelihara serta modal usaha.Selain itu, makalah ini dilengkapi pengendalian terhadap penyakit.
Pembudidayaan dikalangan masyarakat memang sangat penting.Apalagi sekarang sudah banyak masyarakat yang kurang memperhatikan pembudidayaan ayam kampong, dikarenakan terbatasnya halaman atau pekarangan rumah. Untuk itu penulis akan membahas tentang seluk beluk beternak ayam kampong.
Sebagaimana amanat yang telah diberikan nepada penulis untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis akan menjelaskan tata-cara pembudidayaan “AYAM KAMPUNG”.Untuk itu kepada guru pembimbing di mohon kelembutan hati untuk memberikan nilai terbaik kepada makalah yang telah saya kerjakan ini.
1.2   TUJUAN
Tujuan utama pembudidayaan ini adalah untuk:
1.       Sebagai pendapatan atau penghasilan orang yang membudidayakan
2.       Memenuhi kebutuhan manusia, dll
Di antara tujuan-tujuan tersebut kita masih memiliki banyak manfaat karena di antara sekian banyak hewan ternak Ayam adalah salah satu hewan peternak yang mengalami tingkat produksi paling banyak, sehingga pembudidaya dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan ayam juga termasuk salah satu hewan yang paling banyak dikonsumsi.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Selama ini ayam kampong hanya dikenal sebagai ayam ekstensif, artinya ayam bebas lepas berkeliaran dihalaman rumah, lapamgan, kebun, bahkan dihutan. Mungkin karena cara hidupnya itulah uanggas yang satu ini disebut ayam kampong. Setelah ada upaya membudidayakannya dengan cara mengandangkannya, barulah disebut ayam buras, maksudnya untuk membedakan ayam luar negri yang disebut ayam ras. Penamaan ayam kampong sebagai buras, sebenarnya kurang begitu tepat, sebab ayam buras berarti semua jenis ayam selain ayam ras, sedangkan ayam kampong merupakan bagian dari ayam buras.Jadi, ayam kampong lebih tepat disebut ayam kampong saja.
Kelebihan ayam kampung:
Selain rasa dagingnya lebih enak daripada ayam ras, produksi telurnyapun lebih tinggi, dan lebih tahan terhadap gangguan penyakit, sehingga pengeluaran biaya untuk obat-obatan relative rendah.Sejak lama banyak orang menganggap baahwa telur ayam kampong rasanya lebih gurih dibandingkan dengan telur ayam ras.Kandungan gizinya pun sedikit lebih baik.Itulah sebabnya telur ayam kampung juga dijadikan campuran untuk jamu atau dimakan setengh matang sebagai “obat kuat”, selain dikonsumsi sebagai makanan matang.
Kekurangan ayam kampung:
Yakni dalam penyediaan bibit.Belum banyak usaha yang dilakukan untuk menyiapkan bibit unggul.Artinya, bibit yang benar-benar “jagoan” bertelur, yang produksi telurnya besar serta berjumlah banyak.Hanya beberapa rasa yam kampong yang produksi telurnya menyamai produksi telur ayam ras.Contohnya adalah ayam nunukan dan ayam kedu.

2.2     KANDUNGAN GIZI AYAM KAMPUNG
Anggapan bahwa telur ayam kampong dan dagingnya lebih gurih dibandingkan dengan telur ayam ras, bukanlah bualan atau sekedar omong kosong belaka. Setiap 100 gram telur ayam kampong terbukti mengandung 74 gram air; 12,8 gram protein; 11,5 gram lemak; 0,7 gram karbohidrat; serta berbagai vitamin dan mineral, seperti kalsium,fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1. Berikut ini adalah kandungan gizi telur ayam kampung.
Komponen
Putih telur (%)
Kuning telur (%)
Protein
Lemak
Karbohidrat
Air
10,9
Sedikit
1,0
87,6
16,2
32,0
1,0
49,0
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Telur Ayam Kampung
Protein telur disusun dengan asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Protein telur mudah dicerna dan banyakterdapat pada kuning telurnya, yaitu16,5 %. Dari sebutir telur berbobot 50 gram, kandungan total proteinnya adlah 6 gram. Sementara itu, lemak telur hanya sekitar 5 gram.Semua lemak terdapat didalam kuning telur.Didalam putih telur hampir tidak terdapat lemak.Oleh sebab itu, putih telur sangat baik untuk olahragawan, khususnya olahragawan binarga.Lemak telur terdiri atas trigliserida (lemak netral), fosfolipida (umumnya beruoa lesitin yang baik untuk paru-paru, dan kolestrol.Trigliserida dipakai sebagai energy sehari-hari.Kolestrol dipakai untuk metabolism lemak tubuh yang berasal dari makanan, juga dipakai untuk membentuk hormon seksual dan adrenalin.
Vitamin dan Mineral
Jumlah
Vitamin:
A
D
E
B1
Riboflavin
Piridoksin
B12

Mineral:
Kalsium
Fosfor
Besi
Magnesium
Kalium
Natrium
Zinc

660 mcg
1,3 mcg
2,0 mcg
0,40 g
0,30 mg
0,25 mg
1,80 mcg


60 mg
240 mg
2,2 mg
12 mg
179 mg
177 mg
1,3 mg
Table 2.2 Kandungan Vitamin dan Mineral Telur Ayam Kampung

2.3     CIRI-CIRI AYAM KAMPUNG PETELUR
a.       Ayam Kampung
Warna bulunya bervariasi: dari yang putih, hitam, kemerahan, sampai yang hitam. Ada yang blorok, wido, atau burik jail.Sosoknya kecil tetapi lincah. Pada umur 4 bulan beratnya mencapai 1,4 kg. ayam kampong banyak dijumpai dimana-mana, kebanyakan dipelihara secara ekstensif.
b.      Ayam Kedu
Sesuai dengan namanya, ayam ini berasal dari daerah Kedu, Temanggung, Magelang dan sekitarnya (Jawa Tengah).Konon, ayam ini merupakan perpaduan antara ayam Jawa dan ayam dorking yang dibawa oleh Raffles.Namun, orang Jawa sendiri mengatakan bahwa jenis ini merupakan ayam asli lokal dan pernah diekspor ke Amerika sebagai the black Java breed.Ayam kedu sangat tahan cuaca dan serangan penyakit, tidak mudah strees, dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
2.1 Ayam kedu putih
Ayam kedu memiliki beberapa jenis warna, antara lain, kedu hitam, kedu putih, kedu campuran (Blorok dan Lurik).Ayam kedu hitam lebih disukai dan lebih produktif.Bahkan, yang warna bulu dan tubuhnya benar-benar dicari sebagai ayam hoki, dan berharga mahal. Ayam ini terkenal dengan nama ayam cemani. Berbeda dengan kedu petelur, kedu cemani terkenal lebih galak dan tidak mau akur dengan sesamanya, sehingga harus dipisahkan dikandang soliter sekaligus dijadikan hiasan sebagai ayam langka.Kedu bisa dibagi menjadi dua kreteria, yakni kedu petelur dan kedu dwiguna (pedaging dan petelur).
2.2 Ayam kedu hitam ( Ayam Cemani )
Kedu petelur memiliki ciri sebagai berikut.
-          Bentuk kepalanya panjang dan rata. Jengger jantan berbentuk tunggal, besarnya sedang, bergerigi 5-7 buah. Jengger betina lebih kecil dan bergerigi 6-9 buah. Jika terlalu tinggi, jenggernya biasanya terjuntai kesamping
-          Leher memiliki panjang sedang serta berbulu banyak dan tebal.
-          Punggungnya rata. Dada tegak. Sayap tertutup kuat, letaknya rata, walaupun ada yang sedikit miring kebelakang. Perut ayam betina lebar dan dalam.
-          Berat ayam betina 1,4 – 1,6 kg pada usia dewasa. Bertelur pada umur 134 hari. Berat ayam jantan  2 – 2,5 kg pada usia dewasa.
Kedu dwiguna memiliki ciri sebagai berikut.
-          Bentuk kepala panjang dan rata. Jengger berbentuk tunggal dengan besar sedang. Jengger betina bergerigi 6 – 9 buah. Jengger jantan bergerigi 5 – 7 buah. Jika, ukurannya besar, jengger akan terkulai ke samping.
-          Leher memiliki panjang sedang, ditubuhi bulu yang banyak dan sedang.
-          Bentuk punggung rata. Dada tegak. Sayapnya rapat dan kuat. Badannya besar dan berdaging tebal, sehingga kakinya kelihatan pendek. Kaki berkulit halus dan berdaging tebal. Bulu ekor jantan agak tegak keatas, berjuntai, dan bisa digunakan sebagai bulu hias.
-          Berat badan jantan dewasa mencapai 3 – 3,5 kg an betinya maksimal 2,5 kg. ayam betina bertelurnya agak lambat, diatas umur 6 bulan.
Rata-rata ayam kedu merupakan petelur yang baik, walaupun diantaranya banyak berfungsi ganda yaitu sebagai petelur dan pendaging. Paling cepat, ayam kedu pertama kali bertelur pada usia 134 hari, dan paling lambat pada umur 200 hari. Ayam kedu yang baik rata-rata bertelur pertama kalinya pada umur 140 hari. Hasil telur selama setahun rata-rata sebanyak 124 butir deengan bobot total 5.526 gram, yang artinya rata-rata bobot telur 44,5 gram. Ayam betina yang bagus baru memiliki sifat mengeram setelah menghasilkan 40 butir telur.
c.       Ayam Nunukan
Ayam nunukan berasal dari  Tarakan, Kalimantan Timur,. Ayam ini dikenal dangan nama ayam merah, ayam cina, atau ayam kebun. Ayam ini sangat baik dikembangkan sebagai ayam petelur. Ayam jantan berumur 6 bulan beratnya mencapai 3,5 kg. jika sudah dewasa beratnya bisa mencapai 4,2 kg. badannya besar dan tegap, tetapi pertumbuhan bulu ekor dan sayapnya kurang sempurna. Jenggernya berbentuk tunggal, bergerigi delapan, runcing, dan berukuran besar.Pialnya besar dan berwarna merah.Kakinya berwarna kuning.Nunukan betina jauh lebih kecil dibandingkan dibandingkan dengan jantan.Beratnya sekitar 1,9 kg pada umur dewasa.
Ayam betina memiliki bulu ekor dan sayap lebih lengkap.Yang berekor panjang biasanya menghasilkan telur yang kualitasnya lebih bagus.Betina nunukan lebih rajin bertelur sampai umur 3 tahun.Berat rata-rata telurnya mencapai 50 gram.Ayam nunukan tidak suka terbang atau bertengger diatas pohon, mungkin karena tubuhnya yang besar serta pertumbuhan bulunya yang kurang sempurna.Namun, ayam ini rajin berjalan-jalan dan mengais-ngais tanah. Jika dipelihara di perkampungan yang berpohon banyak, ayam berguna sebagai predator atau sebagai pengendali hama tanaman karena larva, ulat, cacing, dan binatang lainnya disantapnya.



d.   Jenis
       Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1)    Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih.Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar.Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah.Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini.Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house.Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
2)    Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat.Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler.Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium.Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk.Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak.Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih.Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.

2.4     MASALAH KANDANG
1.    Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
      Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
      Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
a) Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;
b) Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam.Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
 1) kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
 2) kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan;
 3) kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri).
2.   Tipe Kandang
 Model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
2.5   PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan:
a.       Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b.      Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah.Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c.       Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d.      Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.
e.      Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
2.6   Penyakit
1.   Berak putih (pullorum)
Menyerang ayam kampung dengan angka kematian yang tinggi.
Penyebab: Salmonella pullorum.
Pengendalian: diobati dengan antibiotika
2.       Foel typhoid
Sasaran yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa.
Penyebab: Salmonella gallinarum.
Gejala: ayam mengeluarkan tinja yang berwarna hijau kekuningan.
Pengendalian: dengan antibiotika/preparat sulfa.
3.   Parathyphoid
Menyerang ayam dibawah umur satu bulan.
Penyebab: bakteri dari genus Salmonella.
Pengendalian: dengan preparat sulfa/obat sejenisnya.
4.   Kolera
Penyakit ini jarang menyerang anak ayam atau ayam remaja tetapi selain menyerang
ayam menyerang kalkun dan burung merpati.
Penyebab: pasteurella multocida.
Gejala: pada serangan yang serius pial ayam (gelambir dibawah paruh) akan membesar.
Pengendalian: dengan antibiotika (Tetrasiklin/Streptomisin).
5.   Pilek ayam (Coryza)
Menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang anak ayam.
Penyebab: makhluk intermediet antara bakteri dan virus.
Gejala: ayam yang terserang menunjukkan tanda-tanda seperti orang pilek.
Pengendalian: dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
6.   CRD
CRD adalah penyakit pada ayam yang populer di Indonesia.Menyerang anak ayam dan ayam remaja.
Pengendalian: dilakukan dengan antibiotika (Spiramisin dan Tilosin).
7.   Infeksi synovitis
Penyakit ini sering menyerang ayam muda terutama ayam broiler dan kalkun.
Penyebab: bakteri dari genus Mycoplasma.
Pengendalian: dengan antibiotika.

Penyakit karena virus:
1.       Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia.Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.Tungau (kutuan) Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.

2.       Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam.Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur.Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja.Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%.Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada ditengah).Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3.       Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol.
Pengendalian:
(1) belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
(2) pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4.   Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger yang terserang akan bercak-bercak cacar.
Penyebab: virus Borreliota avium. Pengendalian: dengan vaksinasi.
5.   Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendalian: dengan vaksinasi.
6.   Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat.Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.

Penyakit karena Jamur dan Toksin:
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
1.       Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebab: adalah racun dalam
tepung ikan tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.
Pengendalian: belum ada.
2.       Racun dari bungkil kacang
Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar lemak tinggi.

       Penyakit karena Parasit:
1.   Cacing
Karena penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik.Tetapi peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang cacingan.Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot dan kurang aktif.
2.   Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena ayam tidak aktif.
Penyakit karena Protoza:
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda.Penyakit ini jarang menyerang ayam lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
2.7   Pemberian Vaksinasi dan Obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal.Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
a)      Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
b)      Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
c)       Vaksin NCD HB-1/Pestos.
d)      Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
e)      Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
a)      Ayam yang divaksinasi harus sehat.
b)      Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
c) Sterilisasi alat-alat.

2.8   MODAL USAHA      
a.  Sewa tanah 200 m2 selama 2 bulan Rp. 20.000,-       
b.  Kandang ukuran 20 x 5 m
- Bambu 180 batang @ Rp 1250,
- Semen 4 zak @ Rp 7000,
- Kapur 30 zak @ Rp 6000,
- Genting 2600 bh @ Rp 90,
- Paku reng 5 kg @ Rp 2000,
- Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800,
- Batu bata 1000 buah @ Rp 55,
- Pasir 1 truk
- Tali 28 meter @ Rp 5000,
- Tenaga kerja                                                                
c.  Peralatan
- Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000,
- Tempat minum 32 bh @ Rp 3880,
- Sekop 1 bh
- Ember 2 bh @ Rp 2000,
- Tong bak air 1 bh
- Ciduk 2 bh @ Rp 500,
- Tabung gas besar 1 bh
- Thermometer 1 bh
- Regulator 1 bh
- Brooder (gasolec) 1 bh
- Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,-                   
   Jumlah biaya prasarana produksi                           Rp. 2.052.000,-

2) Biaya sarana produksi
a.  Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,-                                Rp. 900.000,-
b.  Pakan dan obat-obatan
- BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000,
- BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000,
- obat-obatan @ Rp 150,-/ekor                                     
c.  tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,-             Rp. 157.500,-
d.  Lain-lain
- sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,-
- karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,-
- pemakaian listrik selama 0-6 minggu
- pemakaian gas                                                              Rp. 10.000,-
     Jumlah biaya prasarana produksi                           Rp. 3.583.900,-
3) Biaya produksi
a.  Sewa tanah 200 m2 selama 2 bulan                            Rp. 20.000,-
b.  Nilai susut prasarana produksi/2 bln
- kandang
- Peralatan Rp 805.660,- : 30                                        
Rp. 51.109,-
Rp. 26.856,-
c.  Bibit DOC 1000 ekor                                                Rp. 900.000,-
d.  Pakan dan obat-obatan                                              Rp. 2.422.000,-
e.  Tenaga kerja                                                              Rp. 157.500,-
f.   lain-lain                                                                      Rp. 104.400,-
g.  Bunga modal 1,5% per bulan                                     Rp. 84.543,-
h.  Bulan modal 1,5 bulan                                                Rp. 126.815,-
     Jumlah biaya prasarana produksi                          Rp. 3.808.680,-
4) Pendapatan
a.  Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,-     Rp. 4.112.500,-
b.  Nilai Pupuk kandang                                                  Rp. 60.000,-
c.  Jumlah pendapatan                                                     Rp. 4.172.500,-
d.  Keuntungan                                                               Rp. 363.820,-





BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dari uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa membudidayakan ayam kampong tidaklah sulit, tetapi kita hanya memerlukan ketelatenan dan kesabaran untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Dan diantara keterangan diatas kita dapat menyimpulkan:
1.       Pembudidayaan sangat diperlukan, karena kita dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
2.       Pengelolaan pembudidayaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

3.2 SARAN
Penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.       Sebaiknya pembudidayaan dikelola ssuai dengan tujuan dan fungsinya
2.       Peran pengelola pembudidayaan hendaknya selain dari makalah ini ditambah juga dengan bekal yang cukup sehinnga menjadi pembudidaya yang handal dan profesional


DAFTAR PUSTAKA
-          Bukuayam kampong petelur. 2002. Jakarta : AgroMediaPustakaa
-          ProyekPengembanganEkonomiMasyarakatPedesaan, Bappenas